MEDAN, JEMPARING.INFO –
Paguyuban Keluarga Mbah Monah merupakan cermin budaya silaturahmi. Dan paguyuban yang dibentuk tahun 1996 itu tetap sampai sekarang.
Mbah Monah adalah pasangan suami istri Mbah Sarimon dan Mbah Soeratmah. Mbah Monah punya 7 orang anak dan banyak cucu. Paguyuban tersebut kumpul setiap tahun hariraya ke 2.
Pada lebaran ini kumpul pada anak keturunan ke 4, pasangan Wagiran (alm) – Sartik. Dan kumpul di Marendal, Medan, dicucu Mbah Monah Yusuf – Mariani, yang mana Mariani adalah anak dari Wagiran – Sartik.
Kumpulan itu selain silaturahmi keluarga isinya diantara saling memberi informasi disetiap keluarga. Sedang menurut anak Mbah Monah yang ke 6, Suwarno Hady, paguyuban merupakan sikap persaudaraan yang sudah ada dalam budaya Jawa.
“Kita sebagai Orang Jawa tentu harus mau mengaplikasikan budayanya,” ujarnya.
Sedangkan cucu Mbah Monah dari anaknya pasangan, Darmin (alm) dan Jumi (alm), Subur, dengan paguyuban anak cucu akan saling kenal. Dengan saling kenal tuntu saling tukar informasi.
“Artinya banyak selaturahmi numbuhkan rejeki Apa lagi dengan keluarga sendiri, tentu lebih baik lagi,” tuturnya.***(janaloka)
Paguyuban Keluarga Mbah Monah merupakan cermin budaya silaturahmi. Dan paguyuban yang dibentuk tahun 1996 itu tetap sampai sekarang.
Mbah Monah adalah pasangan suami istri Mbah Sarimon dan Mbah Soeratmah. Mbah Monah punya 7 orang anak dan banyak cucu. Paguyuban tersebut kumpul setiap tahun hariraya ke 2.
Pada lebaran ini kumpul pada anak keturunan ke 4, pasangan Wagiran (alm) – Sartik. Dan kumpul di Marendal, Medan, dicucu Mbah Monah Yusuf – Mariani, yang mana Mariani adalah anak dari Wagiran – Sartik.
Kumpulan itu selain silaturahmi keluarga isinya diantara saling memberi informasi disetiap keluarga. Sedang menurut anak Mbah Monah yang ke 6, Suwarno Hady, paguyuban merupakan sikap persaudaraan yang sudah ada dalam budaya Jawa.
“Kita sebagai Orang Jawa tentu harus mau mengaplikasikan budayanya,” ujarnya.
Sedangkan cucu Mbah Monah dari anaknya pasangan, Darmin (alm) dan Jumi (alm), Subur, dengan paguyuban anak cucu akan saling kenal. Dengan saling kenal tuntu saling tukar informasi.
“Artinya banyak selaturahmi numbuhkan rejeki Apa lagi dengan keluarga sendiri, tentu lebih baik lagi,” tuturnya.***(janaloka)