• HARAP PEMILU LUBER DAN SOSIALISASI RAPERDA KETENTRAMAN/ KETERTIBAN UMUM
  • Sample Page
Jemparing
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Jemparing
No Result
View All Result

“RONGGO WARSITO” FILOSOFI ZAMAN EDAN DAN WARTAWAN

by ibnu
July 26, 2025
in Uncategorized
0
“RONGGO WARSITO” FILOSOFI ZAMAN EDAN DAN WARTAWAN
Oleh, Eyang Warno

Sejauh kita mengenang para Tokoh Tempoe Doeloe, teringat pada seorang Tokoh Pujangga/Ahli Filsafat dari Keraton Negeri Surakarta Hadiningrat, yg buah karyanya penuh mengandung arti Filsafat petunjuk hidup dlm membentuk
watak berbudi luhur.

Adalah Ronggo Warsito selain di kenal selaku Pujangga juga tercatat sebagai sosok Pejuang yg aktif mengutuk kebijakan Kolonial Belanda. Kemudian seterus nya Pemerintah Indonesia pun memberi gelar Pahlawan Nasional.
Aksi perjuanganya tertuang dlm tulisan” memprotes keras setiap kebijakan Penjajah Belanda.
Dalam menyingkap pribadi Ronggo Warsito mari menoleh riwayat hidup (biografi) sejak ia kecil hingga menjadi Pujangga Agung Negri Surakarta, yang dibentuk dlm proses mendidik, dari watak yg tdk baik berubah menjadi baik.

Dua ratus dua puluh tiga (223) tahun yg silam tepatnya hari Senin Legi 14 Mart 1802, lahirlah sosok Bayi laki” di Negri Surakarta, adalah putra sulung Mas Ngabehi Panjang Swara, yg juga Cucu Raden Tumenggung Sastro Negoro Bupati Anom Negri Surakarta . Bayi itu di beri nama Bagus Burhan.
Tumenggung Sastro Negoro sangat menyayangi dan memanjakan Cucu nya Bagus Burhan . Segala apa saja permintaan Burhan pasti di kabulkan dengan berlebihan.
Akibatnya Burhan pun menjadi anak manja nakal . Gemar berkelahi dan menghamburkan harta orang tuanya.
Kondisi ini sdh tentu membuat prihatin hati Mas Ngabehi Panjang Swara menyaksikan prilaku putra nya Burhan.
Maka atas rembuk keluarga dan se ijin Eyang nya Tumenggung Sastro Negoro sepakat bila Burhan harus di asingkan dari orang tua/ keluarga .
Kemudian dengan di temani Ki Tanujoyo , Bagus Burhan pun di kirim ke Pondok Pesantren Gebang Tinatar Ponorogo Jawa Timur guna belajar/mengaji pada
Kyai Besari.
Sudah tentu Kyai Besari menyambut hangat atas kehadiran Bagus Burhan utk belajar di Pondok Gebang Tinatar Asuhanya. Begitu juga para Santri lainya pun menaruh hormat pada Bagus Burhan melihat masih punya keturunan darah ningrat.

Kiyai Besari sosok Pendidik yg tangguh mampu menilai dan memahami sejauh mana karakter Bagus Burhan. Meskipun Bagus Burhan anak nakal dan keras hati namun pandangan Kyai sebaliknya, Kyai Besari melihat ada sesuatu yg istimewa pada diri pribadi Bagus Burhan ialah sebuah keteguhan pendirian dan berani menentukan sikap.
Melihat watak serta sikap Bagus Burhan yg demikian maka Kyai membuat consep belajar tersendiri bagi Bagus Burhan berbeda dengan Santri lainya.
Dalam tahap awal Kyai tdk langsung memberikan pelajaran Ilmu Al Qur’an maupun ilmu Kasampurnan lainya.
Namun Bagus Burhan di anjurkan agar lebih dahulu menjalani Tirakat Puasa dan konsep laku prihatinagar agar sipat buruk yg terlanjur melekat dpt hilang sebelum menerima ilmu Al Qur’an.
Ternyata konsep Kyai berhasil membuahkan perubahan tingkah laku di diri Burhan . Lambat laun terlihat yg tadinya keras hati berubah menjadi lembut dan santun. Betapa besar hati Kyai Besari atas perubahan sikap Burhan, yg nakal berubah menjadi Santri yg rajin dan tekun belajar. Hal Ini tdk lepas dari kesabaran dan keuletan Kyai Besari dlm mendidik Siswanya Bagus Burhan. Pada konteks ini Kyai Besari disebut seorang pendidik yg dpt menjadi suri teladan bagi pendidik lainya. Tidak hanya mengajarkan ilmu namun mendidik adap prilaku hati mampu merubah sikap tingkah laku Santrinya.
Di antara para Santri di Pondok Gebang Tinatar, tercatat Burhan lah Santri yg paling cerdik taat dan soleh . Hingga pada suatu saat Burhan meraih juara Khotbah serta hapal Al Qur’an .
Oleh karena prilaku dan prestasi yg luar biasa gemilang, juga selalu pada waktu tertentu mendapat kepercayaan dari Kyai utk membantu memberikan pelajaran Agama pada Santri yang lainya. Dengan itu
Kyai memberi hadiah gelar nama Mas Ilham.

Setelah tujuh tahun lama nya Bagus Burhan menimba ilmu di Gebang Tinatar sebagai bekal dirinya . Juga di karenakan masih ingin menambah ilmu di Perguruan lain, sampai pada suatu saat tertentu Burhan memohon ijin pamit pada Kyai Besari utk kembali ke Surakarta. Sampai di Surakarta Burha masih kembali belajar
pada Gusti Panembahan menuntut ilmu Tata Negara sejarah dan ilmu kesempurnaan hidup lainya.
Sebagaimana tradisi Keraton Surakarta bagi putra trah Priyayi yg sdh berusia 18 Thn di wajibkan mengabdi selaku Punggawa Keraton. Bagus Burhan pun tekun bekerja dengan modal
Ilmu yg di milikinya. Kemudian pada usia 21 Thn Burhan menikah dengan seorang wanita asal Kediri bernama Roro Gombak . Setelah itu pun istrinya di tinggal lagi melanglang utk menambah ilmunya ke Madura dan Bali.

Selaku Alumni Pondok Pesantren yg sdh mendalami ilmu Al Qur”an secara kaffah makna maupun kandunganya, namun Burhan memilih sebagai Sastrawan Jawa/Pujangga bukan sebagai Guru Ngaji sebagaimana orang lain dan menetap di Pondok Pesantren. Semua tulisan dlm Buku”nya adalah memiliki makna kehidupan bersumber dari kandungan Kitab Suci
Al Qur’an, yg di tulis dalam aksara/sastra Jawa.

Selaku Pujangga/Sastrawan, Bagus Burhan mulai menulis sebuah Karya Sastra di beri judul “Jayeng Baya”. Isinya bermakna pada “Hakikat Manusia” dlm mencari “Arti Kehidupan”. Karyanya adalah ilmu yg bertautan Fisafat Kehidupan.

Seluruh hasil karya yg di tulis lebih kurang berjumlah 60 judul buku sebagian diantaranya : Jayeng Baya, Kalatida , Sabda Jati , Weda Raga , Aji Pamasa , Djaka Lodang , Darma Sarana , Hidayat Jati , dan masih banyak lagi bila di sebutkan. Hampir semua berisi kandungan Filsafat petunjuk hidup maupun larangan. Bila mau mencermati buah karya seluruhnya mengandung ajaran yg ada dlm Al Qur’an.

Sebagai mana contoh salah satu Karya tulis nya yg berjudul serat
“KALA TIDA” Yg populer di sebut karya filsafat “Jaman Edan”
dan pernah mengangkat namanya, dimana Serat ini di susun dlm wujut Tembang Maca Pat. Inti sarinya bila di terjemah bebas sebagai berikut :
“Menjalani Hidup Ini Tidaklah Mudah Banyak Cobaan Yang Menggoyahkan Iman,
Jika Tidak Mengikuti Hawa Nafsu Rasanya Tadak Tahan”.

Bila Tdk Diikuti Kemauan Zaman, Tdk Akan Mendapat Kesempatan dan Kesenangan, Malah akan Mendapat kesulitan
Namun sdh Menjadi Kodrat illahi, Sebahagia Bahagia nya Orang Yg Lupa dengan Menuruti hawa nafsu nya, Adalah Lebih Bahagia Lagi Orang yg selalu Ingat terhadap Allah dan Waspada”

Demikian lah sebagian inti sari dari Serat KALATIDA, yg di tulis Ronggo warsito waktu zaman itu.
Mungkin bila di cermati dengan apa yg kita saksikan sekarang pada zaman ini. Apakah benar keadaanya…??
Fenomena Zaman Edan dlm tafsir kehidupan seperti berlaku sepanjang Zaman
Bila saat ini Zaman Edan, terlihat manusia sdh kehilangan dasar etika kebenaran dlm menjalani kehidupan . Hanya kemurkaan Ambisi “Kaji Mumpung” belaka.
Kemudian karena di nilai/pandang dari Karya tulis yg meng edukasi kehidupan maka pada Thn 1834 oleh Keraton Surakarta Hadiningrat Ronggo Warsito di wisuda sebagai Pujangga Agung Negeri Surakarta Hadiningrat dengan anugrah nama resmi ialah Raden Mas Ngabehi Ronggo Warsito

“ANTI PENJAJAH”
Menyaksikan keadaan Bangsanya yg tertindas oleh kaum Penjajah Belanda sampai melarat sengsara. Menjadikan dirinya pun anti pati pada kaum penjajah Belanda, meskipun dirinya hidup di lingkungan Keraton . Anti patinya pada Bangsa Belanda memang tdk di utrakan langsung sementara ia melakukanya tetap di tulis dengan gaya bahasa yg bersipat mendorong semangat utk membenci Bangsa penjajah. Kiranya di ketahui bahwa selain sebagai Pujangga Ronggo Warsito juga selaku Redaktur Koran berbahasa Jawa yg ia dirikan bernama “Juru Martani” (Juru = Tukang, Martani = Memberi kabar) Maka sdh tentu lewat Koran ini Ronggo Warsito menyulut semangat Masyarakat sekali gus mengkritik segala kebijakan kaum penjajah Belanda.
Ketajaman Jurnalistik nya terus menerus melalukan aksi protes penindasan Bangsa kulit putih yg sedang di sandang kaum pribumi yg lemah Bangsanya.
Bertolak dari aktivitas Ronggo Warsito bahwa integritas jurnalistik atau Kewartawanan sdh sejak jaman dulu pun telah menunjukan jati diri dlm turut aktif berjuang sebagai anak Bangsa yg anti Penjajahan. Matahari kewartawanan tetap tegar menapak tilas naluri pendahulu sebagai juru dan menginformasikan pada fakta yg benar adanya. Dan ini kiranya yg membuat cikal bakal kegiatan Younarlistik sehingga menjadi tanda bila Monumen Pers Nasional di bangun letaknya di Kota SOLO.
Namun tidak semudah yg di harap, lama kelamaan Belanda mencium semua Aksi Ronggo Warsito . Karena aksinya sdh pasti akan berpengaruh pada Rakyat serta menjatuhkan kewibawaan Penjajah Belanda.
Sangat di sayangkan yg kemudin Belanda membredel Juru Martani sekali gus memecat Ronggo Warsito sebagai Pimpinan Redaksi.
Beberapa waktu kemudian Ronggo Warsito di bujuk oleh Belanda, Dia ditawari utk menjadi Guru Besar bidang Kesusastraan Jawa di Universitas Leiden Negeri Belanda dan mestinya di beri imbalan gaji yg tinggi.

Sebaliknya bagi diri Ronggo Warsito sendiri yg berjiwa Patriotik tdk tergiur oleh tawaran itu. Meskipun di iming iming gaji yg tinggi, karena dia beranggapan itu adalah tak tik Belanda saja. Hingga pada 24 Des.1873, pujangga itu wafat.*** (Eyang Warno)

*********************************************
Redaksi.
Pimred dan Redaktur : Ibnu Purwanto SM
Wartawan : Raden Dodi Budiana, (kordinator wartawan Serang, Cilegon), M.Gending PS Janaloka, Miyono (Serang), Martin (Merak, Cilegon), Agustus Kanifan (Serang-Cilegon), Abdi Waluyo, Bintang ( Sergai), Fangki Suwito (Kota Medan), Fauzi Aldino (koordinator wartawan Simalungun/P.Siantar), Warno Hady, Salimun, Ponidi (Simalungun/P.Siantar), Rully Herdiansyah (wartawan budaya)


(Wartawan jemparing.info dilarang meminta uang berkaitan berita/tulisan)
********************************************
Previous Post

Artikel) “SEWELAS TEMBANG JAWA MACAPAT”

Next Post

KALENDER SULTAN AGUNG, SERBA UNIK

Next Post
KALENDER SULTAN  AGUNG, SERBA UNIK

KALENDER SULTAN AGUNG, SERBA UNIK

Recent Posts

  • IKUT LOMBA DI MTQ ASLI WARGA CILEGON
  • SELAMAT DAN SUKSES RESES I, PRAKSI PARTAI GOLKAR, DPRD SUMUT, DI DOLOK MERAWAN
  • BEA SISWA TAHUN INI BERKURANG DI CILEGON
  • PBAK UIN SMH Banten Ricuh: Mahasiswa Teriakkan “Rektor Plagiat Perusak Marwah Akademis”
  • CANDI

Recent Comments

  1. natyajnie potolki nijnii novgorod_yhOi on “GALIH ASEM” Oleh, Soetanto Soepiandhy
  2. natyajnie potolki nijnii novgorod_lxOi on Dinas Perkim, Cilegon.
  3. natyajnie potolki nijnii novgorod_hkOi on UGM KERJASAMA DENGAN PEMKAB SERANG TENTANG SAMPAH DAN PANGAN
  4. natyajnie potolki nijnii novgorod_efOi on DP3AP2KB, Kota Cilegon, Banten
  5. natyajnie potolki nijnii novgorod_pbOi on Diskominfo Kota Cilegon,..

Archives

  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024

Categories

  • Berita Daerah
  • Uncategorized

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.